Besar kecilnya keinginan untuk melakukan hubungan seksual mungkin diatur oleh gen, demikian pernyataan para peneliti baru-baru ini. Temuan ini mungkin akan memperkaya bagaimana pandangan para psikolog mengenai aktivitas seksual.
"Ini merupakan penelitian pertama yang menghasilkan data adanya variasi kode DNA yang mempengaruhi nafsu, daya tarik, dan fungsi seksualnya," kata para peneliti yang dilaporkan dalam jurnal online Molecular Psychiatry. Mereka menemukan bahwa perbedaan sifat genetik juga menjadi penyebab mengapa nafsu seksual setiap orang berbeda-beda.
Pada penelitian yang dipimpin Richard Ebstein di Universitas Hebron, Jerusalem, para ilmuwan mempelajari DNA 148 mahasisiswa pria dan wanita sehat. Hasil pengamatannya dibandingkan dengan jawaban kuesioner mengenai tingkat kepercayaan diri untuk melakukan hubungan seksual, daya tariknya, dan kemampuannya melakukan hubungan seksual. Dari perbandingan tersebut ditemukan hubungan antara variasi gen yang disebut reseptor D4 dan pendapat masing-masing mahasiswa terhadap kualitas seksualnya.